Spinal Stenosis: Penyempitan Kanal Tulang Belakang

Oleh Dr Tony Setiobudi BMedSci, MBBS, MRCS, MMed (Ortho), FRCS (Ortho)

 

Mdm Tan, seorang wanita berusia 57 tahun, mengeluh mengalami kram pada betis dan paha setelah berjalan selama 5 menit. Gejala ini hilang saat ia duduk dan beristirahat. Ia tidak merasakan gejala apapun saat sedang istirahat.

Stenosis Spinal (Spinal Stenosis) terjadi karena keausan pada tulang belakang. Kanal tulang belakang secara bertahap menjadi semakin sempit seiring bertambahnya usia. Akibatnya, saraf-saraf dapat tertekan dan teriritasi.

Gejalanya berupa rasa kram pada betis atau paha saat berjalan, yang mereda ketika duduk. Karena proses keausan terus berlangsung seiring waktu, jarak berjalan pun semakin pendek. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Diagnosis spinal stenosis ditegakkan melalui pemeriksaan MRI. Dari hasil pemindaian ini, dapat terlihat seberapa parah penyempitannya dan pada tingkat tulang belakang mana saraf tertekan.

Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan pasien. Stenosis ringan dapat ditangani dengan obat-obatan dan modifikasi aktivitas. Sementara itu, stenosis berat ditangani dengan operasi untuk membebaskan saraf (dekompresi saraf).

Operasi merupakan pengobatan yang efektif untuk stenosis spinal berat. Setelah operasi, pasien umumnya dapat berjalan lebih jauh, dan rasa kram pada kaki saat berjalan akan membaik secara signifikan, begitu juga dengan kualitas hidup secara keseluruhan.

Berikut beberapa Video mengenai Spinal Stenosis

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda

Dr Tony Setiobudi adalah spesialis bedah tulang dan super-spesialis bedah tulang belakang di Mount Elizabeth Hospital (Orchard), Singapore. Dr Tony menangani masalah tulang, sendi, saraf, otot dan ligamen pada orang dewasa dan anak. Dr Tony mempunyai keahlian khusus dalam penanganan saraf terjepit (HNP & spinal stenosis) & masalah tulang belakang seperti nyeri punggung & leher, scoliosis, postur bungkuk (kyphosis), tumor & infeksi tulang belakang, cedera saraf besar (spinal cord) & patah tulang osteoporosis.